Tuesday, February 3, 2015

Awas! Mengguncang bayi berakibat fatal! Shaken Baby Syndrome

source : CDC

Bayi adalah berkah yang amat sangat ditunggu tunggu oleh setiap pasangan di dunia. Bayi bagaikan sebuah malaikat yang datang ke sebuah keluarga.  Rasa gemas yang amat sangat ketika kita melihat seorang bayi sehingga mencubit, mencium, menggendong hingga melempar ke atas apapun kita lakukan agar bayi tersenyum hingga tanpa sadar yang kita lakukan dapat berakibat buruk bagi bayi.
Apa saja yang dapat terjadi pada bayi yang diguncang?

Efek ter kecil yaitu
Muntah,
Gangguan tidur,
Semakin sering rewel
Gangguan perkembangan kognitif 1
Hingga efek terparah yaitu
Gangguan pola nafas
Gangguan nadi
Retardasi mental hingga kematian.2,3.
Mengguncang bayi tanpa atau dengan sadar sering kita lakukan, saat mendengar bayi kita menangis karena seringnya hingga menggaggu waktu tidur, kita menggendongnya lalu kita menggerak-gerakan badan kita sehingga bayi terdiam. Gerakan menggendong yang disertai kantuk sehingga kita tidak bisa mengatur seberapa kencang sehingga berakibat buruk terhadap bayi. Gerakan mengguncang tersebut berefek whiplash injury bagi bayi.4

image source http://a.dilcdn.com/

Berikut adalah fakta mengenai SBS:


*Bayi berusia <1 thn memiliki resiko tertinggi karena belum menutupnya ubun-ubun
*Kejadian SBS dilaporkan hingga usia 5 tahun.5
*Penyebab tersering dilakukan adalah pada bayi yang sedang menangis
*Penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang sering menangis menandakan bahwa ia sehat
*Bayi memiliki pola “curva frequensi menangis”
*SBS terjadi tanpa maksud menyakiti bayi, namun sebagai usaha dan bentuk frustasi meredakan tangisan bayi.6
* SBS dikenal pula dengan nama AHT (abusive head trauma)
*laporan kejadian SBS sebesar 20-30 kejadian per 100.000 bayi 7,8,9,10

image source : stopsbs.org

Resiko pada bayi terkena SBS meningkat pada keadaan berikut11,12,13:
  • Single parent
  • Orangtua dengan riwayat abuse atau ditelantarkan
  • Orang tua dengan tingkat pendidikan yang rendah
  • Pada bayi premature atau terdapat cacat lahir
  • Pada bayi kembar
  • Pada bayi dengan frequensi menangis yang sering


Dari tabel dapat dilihat bahwa penelitian pada 80 bayi didapatkan bahwa frequensi bayi menangis meningkat pada usia 3 minggu mencapai puncaknya frequensinya pada minggu ke 5-6 dan akan menurun pada minggu ke 11-12.14

Apa yang bisa kita lakukan?
Bila anda adalah Orang tua anda harus pahami bahwa anak adalah tanggung jawab yang Allah titipkan kepada anda. Seringnya anak menangis bukan mengisyaratkan bahwa anda adalah orang tua yang buruk. Ketidaktahuan akan mengurus anak bukanlah suatu kesalahan.

Ini adalah tips yang bisa anda terapkan pada bayi anda ketika ia menangis
  • Cek pampers apakah ia bab/bak
  • Usap punggung bayi atau kepala bayi dengan lembut
  • Menggunakan dot
  • Ajak bicara atau membaca ayat suci atau bernyanyi dengan suara lembut
  • Gendong bayi dan ajak berjalan,atau dengan stroller
  • Jika cara diatas tidak berhasil, cek apakah bayi anda sedang sakit?demam atau terdapat ruam dikulit,atau kemerahan di daerah kemaluan?
  • Jika anda merasa putus asa dengan tangisannya,tenangkan diri anda,ambil secangkir air dan mintalah bantuan pasangan atau keluarga anda.
Setelah membaca artikel ini ada baiknya anda mencari tahu lebih lanjut dan memberitahu  ke keluarga atau teman anda.

Semua kebenaran datangnya dari Allah,Segala kesalahan datangnya dari saya.






1. Miehl NJ. Shaken baby syndrome. J Forensic Nurs 2005;1(3):111–7.,
2. Encyclopedia of Children’s Health. Developmental delay [online]. [cited 2008 Oct 16.] Available from URL: http://www.healthofchildren. com/D/Developmental-Delay.html
3.National Institutes of Health, National Institute of Neurological Disorders and Stroke. NINDS spasticity information page [online]. 2007. [cited 2008 Oct 16.] Available from URL: http://www.ninds.nih.gov/disorders/spasticity/spasticity.htm.
4.CDC, Journalist’s Guide to Shaken Baby Syndrome:A Preventable Tragedy,2010
5.American Academy of Pediatrics Committee on Child Abuse and Neglect. Shaken baby syndrome: Rotational cranial injuries technical report. Pediatrics 2001;108(1):206–16
6.Miehl NJ. Shaken baby syndrome. J Forensic Nurs 2005;1(3):111–7.
7.Jayawant,S.,Rawlingson,A.,Gibbon,F.,Et al.(1998).subdural haemorrhages in infants:population based study.BMJ 317(7172),1558-1561.
8.Keenan,Ht.,Runyan,D.K.,Marshall,S.W.,et al (2003). A population-based study of inflicted traumatic brain injury in young children. JAMA 290(5), 621-626.
9.Barlow,K.M & Minns,R.A.(2000). Annual incidence of shaken impact syndrome in young childern.Lancet356(9241),1571-1572.
10.Eisele,J.A., Leventhal,J.M.,& Weiss,H.B.(2008) Using hospital discharge data to track inflicted traumatic brain injury.Am J prev med 34 (4suppl),s157-162)
11.Hoffman JM. A case of shaken baby syndrome after discharge from the newborn intensive care unit. Adv Neonatal Care2005;5(3):135–46.
12Black DA, Heyman RE, Smith Slep AM. Risk factors for child physical abuse. Aggress Violent Behav 2001;6(2–3):121-88
13.Keenan HT, Runyan DK, Marshall SW, Nocera MA, Merten DF, Sinal SH. A population-based study of inflicted traumatic brain injury in young children. JAMA 2003;290(5):621–6
14.Lee C, Barr RG, Catherine NM, Wicks A. Age-related incidence of publicly-reported shaken baby syndrome cases: Is crying a trigger for shaking? J Dev Behav Pediatr 2007;28(4):288–93